15 Juli 2012

Hadiah Valentine


HADIAH VALENTINE

“Aku pulang”
“Ehm, Alya dari mana aja?”
“Hm tadi habis ngantarin naskah Novel kak” Alya menghampiri kakaknya yang berada di ruang makan rumah mereka “Kakak kok berdiri disini, kakak mau kemana?”
“Owh, jadi kamu jadi ikutan lomba itu? nggak kakak cuma mau ngelukis” Jasmin tersenyum. Awalnya Alya hanya terdiam tapi kemudian ia menangis “Kak… mau sampai kapan kak? Kakak belum bisa ngelukis sekarang, tunggu sebentar lagi saja”
“Sampai kapan Al? kakak hanya mau ngelukis itu saja, sampai kapan?”
“Sampai hasil lomba itu keluar, kalau aku menang kita akan ngoperasi mata kakak, sabar ya kak sebulan lagi saja” Alya perlahan menghapus air matanya. “Kak udah ya kak,.Alya capek kak, capek” Alya terus tak bisa menahan tangisnya
“Apa Al capek?” Jasmin terdiam, ia membelakangi Alya dengan perlahan ia menuju kursi yang berada dekat dengannya “Iya kakak lupa, kamu capek, kamu sudah capek ngurusin kakak yang buta ini” Alya terkejut mendengar perkataan kakaknya dan lansung menghampiri Jasmin dan melingkarkan tanganya ke leher Jasmin, menumpangkan kepalanya di bahu jasmin “Kak Alya tahu kakak tahu yang Alya maksud bukan itu, Alya tidak pernah capek kak kalau untuk ngurusin kakak”  satu persatu butiran air mata Alya  membasahi badan Jasmin.
 “Jangan bohong Al, kakak sadar kok, bagaimana mungkin kamu tidak capek ngurusin orang buta seperti kakak”
“Kakak…… hmhehhhhhhuhuhu” Alya semakin tidak bisa menahan tangisnya “Kak… Alya mohon udah… jangan buat Alya mati berdiri disini hanya karena mengingat setiap kesalahan yang telah Alya buat kak”
“Nggak Al, kamu nggak salah, kakak yang salah, yang terlalu banyak berharap sama kamu” air mata Jasmin perlahan-lahan jatuh juga. Tangis Alya semakin menjadi-jadi ia menyentak-nyentakkan kaki nya ke lantai “Kakak jahat, kakak jahat Alya bilang udah Alya mohon jangan terusin lagi”
“Iya Al kakak memang jahat” Jasmin mengambil tangan Alya dan memukul-mukulkannya ke kepala Jasmin sendiri “Pukul saja kakak sepuas mu hingga beban hidup mu berkurang” Alya menolak gerakan tangan kakaknya yang mengomandoi untuk memukul lagi, Alya bersikeras melepaskan tangannya tapi malah mengenai kepala Jasmin lebih keras lagi. “Aughhh” terdengar rintihan Jasmin menahan sakit, cepat-cepat Alya berputar kehadapan kakaknya memegang kepala kakaknya “kak maafin Alya” Jasmin hanya diam “kak jawab Alya, maafin Al..” tiba-tiba Jasmin mendorong Alya. Bruukkk Alya membentur meja.
Jasmin beranjak dari tempat duduknya ia mulai melangkah menjauihi Alya “Kak Alya tahu ini semua memang salah Alya” Jasmin menghentikan langkahnya “sudahlah jangan bahas ini lagi sekarang lebih baik kakak pergi dari sini agar kamu tidak merasa terbebani lagi” Jasmin melanjutkan langkah kakinya lebih jauh meninggalkan Alya. Alya bergegas mengejar kakaknya meraih tangan Jasmin, tapi dengan cepat Jasmin menyentakkan tangannya membuat Alya terjatuh dan terduduk di lantai, Jasmin membentak Alya “kamu bisa nggak sih jangan urusin kakak lagi, kakak juga sudah…” Alya lansung saja memotong perkataan kakaknya “Kak Al...” Suara Alya tertahan “hhhhhhhhhhheh hhhehh” sejenak hanya desahan berat itu saja yang tersisa “Apa. Al? apa? kamu mau ngomong apa, kamu mau nahan kakak, percuma Al” Jasmin tidak mendengar jawaban apapun dari Alya “Alya… Al” Jasmin baru sadar kalau sesuatu terjadi pada Alya “Al jangan bercanda Al,Alya…” Jasmin berbalik, mencoba mencari posisi Alya, Ia tersandung kaki Alya ia menelusuri tubuh itu mencari badan Alya dan ia mendengar desahan berat nafas itu “Al.. mana obat Asmamu?” dengan panik Jasmin bertanya dan meraba-raba disekelilingnya, ia menemukan tas Alya dan mencari Obat hirup milik Alya dan ia menemukannya, cepat-cepat ia meraba tangan Alya dan memberikan obat hirup itu. Perlahan Alya bernafas menggunakan bantuan alat itu 20 detik kemudian semuanya diam “Kak..” Alya perlahan duduk, kemudian ia memegangi kedua bahu kakaknya “Alya… kamu nggak apa-apa kan Al” sekarang tangis Jasmin yang meledak  “maafin kakak Al, maafin kakak, kakak takut Al, kakak takut” Jasmin kalut.“Takut apa kak? Bukannya kakak akan lebih senang jika Alya mati, dengan begitu kita baru impas kan kak” Rengek Alya “Al.. kamu bicara apa kam….” Belum sempat Jasmin melanjutkan kata-katanya, Jasmin tersentak merasakan pelukan Alya, Jasmin pun membalas pelukan Alya. “Kak, Alya sayang kakak, Alya nggak mau kakak pergi, Alya nggak mau sendiri kak, Alya tidak…”
“Iya kakak tahu Al, maafin kakak ya, kakak janji kakak nggak akan seperti ini lagi, tapi kamu juga jangan tinggalin kakak sendiri” Jasmin melepaskan pelukkannya “Sudah berapa lama kamu nggak checkup”.
 “Sejak tiga bulan yang lalu, tapi udahlah kak yang terpenting, kita obati mata kakak dulu”
 “tapi Al, kakak nggak mau hanya karena ka…”
Sekarang giliran Alya yang memegang tangan kakaknya “Kak, percuma kan kak, percuma karena ni penyakit nggak kan pernah sembuh, dan kalaupun takdir berkata lain tetap aja percuma kak, percuma kalau kakak nggak pernah bisa lihat senyum Alya”
********
“Al.. kamu gila apa, jangan lakukan” Radika melirik Alya, yang duduk disebelahnya, yang sedari tadi menatap laut tanpa arti. “Kamu nggak tahu Dik Dia jadi seperti ini karena aku… semuanya karena aku.. Aghhhhhhhhhhhhhhhhh” Alya berteriak sepuas hatinya, kemudian menatap Radika “kamu gak tahu apa-apa” Rambutnya yang panjang tergerai-gerai oleh angin.
 “Beri tahu aku Al.. Anggap aku… beri aku penjelasan kenapa kamu bersikeras melakukan hal itu” Radika menatap laut lepas, Alya menolehkan wajahnya pada Radika “Aku takut Mengingat semua kesalahan itu Dik“Semuanya diam, kemudain Alya berdiri berjalan menuju laut membiarkan kakinya dibasahi Air Laut. “ 2 tahun lalu Aku memiliki 2 kakak perempuan dan 1 kakak laki-laki” Alya melanjutkan pembicaraannya tanpa memperdulikan angin yang sedari tadi mempermainkan rok dan rambutnya. “diantara mereka Jasminlah yang paling menyayangiku”
Radika melirik Alya tanpa kata-kata ,Alya menatap Radika sebentar “Ketika aku tiba-tiba demam di tengah malam, orang yang pertama bangun dan  bersedih adalah Jasmin, bukan Mama atau siapa-siapa Dia adalah Jasmin, Orang yang pertama mengompres ku adalah Jasmin. Yang menjaga ku hingga tidak tidur adalah Jasmin. Bagiku Jasmin adalah segalanya, dan bagi Jasmin Aku adalah harapannya”
“Tapi bukan karena…..” Belum selesai Radika melayangkan pertanyaannya, Alya kembali bercerita
“Kau tahu Dik… Jasminlah yang memberiku alasan pertama untuk hidup, yang memeberi ku semngat untuk selalu tersenyum dan membuktikan diri”
“Maksudmu?”Sela Radika
“Suatu hari Ketika Mama sedang merapikan rambutku Mama bilang padaku ‘Al maafkan mama ya, kalau sekarang Alya sering sakit-sakitan mungkin itu karena Mama, Maaf karena Mama dan Papa tak pernah mengharapkan kehadiran Alya’ Waktu itu aku kaget tapi aku hanya diam dan mendengarkan mama berkata ‘Dulu waktu kamu masih dalam kandungan Mama mencoba keras untuk Menggugurkan mu’ Kau tahu Dik perasaan ku saat itu, Dada ku sesak, nafas ku berat aku hanya menangis dalam hati awalnya, dan menjawab pertanyaan Mama dengan senyuman ‘tentu saja Alya maafkan mama’ tapi itu palsu Dik, sama sekali aku tak bisa ngontrol diri” Perlahan-lahan Air mata lagi-lagi membasahi pipi Alya “. Aku keluar dari rumah menuju Laut sama seperti saat ini, disini aku  berteriak meratapi diri, disini aku merasa jelas kenapa senyum mama padaku tak pernah seindah senyum mama pada kakak-kakakku, kenapa setiap kali ada masalah harus aku yang disalahkan, aku menangis sejadi-jadinya bahkan aku merasa tak ada lagi gunanya aku hidup, aku berteriak sekeras mungkin, memukul-mukul kepalaku.” Alya berhenti sejenak melirik Radika “Kemudian Jasmin datang Dengan senyuman ia berkata ‘Al… Sudahlah kamu tidak patut tersakiti lagi’ ia memelukku  aku melepaskan pelukan Jasmin, menatap Jasmin ‘Mungkin kakak enak bilang begitu karena kakak nggak ngerasain apa yang aku rasain, pernah kah kakak memperhatikan senyum Mama selama ini awalnya aku fikir hanya perasaan ku saja, tapi hari ini kau tahu itu lah yang terjadi, jadi untuk apa lagi aku ada didunia ini, jika Mama ku saja tidak pernah mengharapkan ku lebih baik aku mati kan kak biar nggak jadi beban Mama lagi’ kau tahu Dika, Waktu itu Jasmin membentakku ‘Ia mati saja sana, biar setelah itu kakak menyusulmu’ Jasmin Menangis dan memelukku ‘Al di dunia ini, ada kenyataan yang harus kita terima dengan lapang dada meskipun sakit itu telah menutupi semua ruang yang ada, dan Kamu harus tahu Al, apapun yang terjadi kakak akan selalu ada untukmu, mungkin kamu nggak mau hidup untuk Mama, tapi kamu bisa kan hidup buat kakak?’ aku terdiam karena kata-kata Jasmin, Jasmin melepaskan pelukannya dariku dan menatap mataku dengan senyumannya, perlahan ia meletakkan tangannya di kedua bahuku seraya berkata ‘Al jadilah adik yang bisa kakak banggakan, yang bisa menjawab semua harapan kakak, jika kamu pergi siapa lagi yang bisa membuat kakak tersenyum? Adit? Rani? Nggak Al nggak kan pernah ada yang bisa kecuaali kamu, kamu mau kakak hidup seperti mayat hidup?. buatlah Mama menyesal karena tidak mengharapkanmu, buktikan pada Mama bahwa pilihan mu untuk hidup adalah hal yang paling benar, jadilah anak Mama yang nantinya paling disayangi Mama, Buktikan Al demi Kakak, bukan demi Mama tapi demi kakak’ Jasmin mengangkat tangannya menghapus air mata di pipiku, dan mengajakkku pulang”
Radika terdiam tapi jelas bulir-bulir bening memenuhi matanya, sambil sesekali menengadahkan kepalanya untuk menahan bulir-bulir itu “Al, maafkan aku karena tidak pernah mau mengerti dengan perasaanmu terhadap Jasmin”
Alya hanya tersenyum sekali pada Radika, kemudian membuang jauh mukanya menatap Laut, memperhtikan buih-buih putih yang lenyap di kakinya.
“Seperti kata Jasmin, aku berusaha membuktikan diri sehingga tak ada lagi perbedaan senyum di wajah Mama, aku membuat semua ornag mengakui keberadaanku, Tapi sayang 2 tahun yang lalu, Aku mengusulakn pergi rekreasai ke suatu tempat, tapi di perjalanan pulang mobil kami kecelakaan dan semunya hilang, satu-satunya keluargaku yang tersisa hanyalah Jasminku.” Alya terdiam “Itu semua terjadi karenaku itu salahku, sejak saat itu Jasmin menjagaku sendirian,  untuk menambah penghasilan selain menjadi suster di sebuah RS ia mulai melukis dengan itu ia membiayai hidup kami dan Kuliahku.
*********
“Nah akhirnya kita nyampai juga di rumah kita tercinta” Alya yang berdiri disamping kakaknya memegangi kedua bahu kakaknya.
 “Nah ini ruang tamu kita” Alya memperkenalkan pada kakaknya. “iih kamu nih, kayak kakak baru masuk rumah ini saja, ini kan rumah kakak juga” seberkah senyumpun menghiasi wajah Jasmin.
“iya, kakak memang udah sering masuk rumah ini tapi untuk ngelihat kondisi rumah ini terakir kali kan 6 bulan yang lalu, hahhaahah”
“hmmm, meskipun begitu kakak tau siapa kamu man mungkin kamu rela-rela in ngubah letak perabotan dirumah ini, buktinya ni ruang tamu susunannya masih sama saja dengan 6 bulan yang lalu, kamu kan pemalas” Jasmin melirik Alya seraya tersenyum.
“mending kakak cepat-cepat deh tarik tu kalimat, karena pertunjukkan baru akan dimulai” mereka tetap saja melangkah menyusuri rumah itu.
“lho Al, ni ruang keluarga perabotannya kamu kemanain kok cuman ada lemari hias ni doing?”
“hahhaha kursi sama meja terus TV aku pindahin ke bekas kamar kerjanya Adit, dan pernak-pernik kecil lainnya aku gusur deh ke bekas kamarnya Rini, hahahhaa, biar ni ruangan jadi plong, biar jadi ruang kerja kita aja” Alya tersenyum senyum sendiri
 “Udah ah kak, kita kekamar yuk, Alya udah capek mau istirahat dulu,hehehe”
“pergi aja sendiri, kakak mau lihat-lihat dulu”
“ya jangan gitu dong kak, kakak harus ngantarin Alya”
“Yah manja lagi deh ni anak” Jasmin mengosok-gosok kepala Alya, dan Alya hanya tersenyum.
********
“kak bagaimana keadaan Alya kak?” Radika pacarnya Alya. yang baru sampai di RS dengan panik lansung menuntut jawaban dari Jasmin.
“kata dokter keadaannya baik-baik saja” Jasmin menatap Alya “tidak ada tanda-tanda geger otak meski kepalanya terbentur dan mengeluarkan banyak darah, tapi kakak heran kok ia bisa terjatuh dari tangga ya, padahal tu tangga baik-baik saja, hmm padahal baru tiga hari kami bisa tersenyum sama-sama”
“Kak boleh bicara diluar sebentar” Radika menarik tangan Jasmin. Setibanya diluar “Bagaimana dengan keadaan mata kakak?”
“Baik, alhamdulilah dokter bilang kornea matanya sangat cocok dengan mata kakak, kan kamu sendiri juga ada pada waktu kakak operasi, ngapain kamu tanya hal itu?”
“kakak tahu darimana Asal mata itu?”
“ya tahu lah, Alya kan udah bilang sama kakak mata ini ia beli pada kelurga yang anak nya meninggal karena mengidap penyakit kanker otak, lagian kamu ngapain nanya-nanya hal yang  beginian sih, emang kamu kenal sama keluarga pemilik mata ini? Aneh-aneh aja”
 “Beli?.. heh apanya yang beli kak” nada Radika sedikit meninggi “Alya mau beli pakai apa?” Radika membuang pandangannya dari wajah Jasmin.
“Bukankah ia sanggub beli ni mata karena Novelnya menang perlombaan terus ditambah dengan tabungan hasil cerpen-cerpennya, dan dari tabungan kakak dari hasil menjual lukisan.” Jasmin terlihat ragu
“Bohong kak,  memang novelnya memang menang, tapi hanya juara tiga dan rewardnya hanya cukup buat biaya operasi doang” Radika menatap Jasmin
“Jadi ni mata?” mata Jasmin mulai berkaca-kaca.
“Ya… tu mata milik Alya”Radika menangis
“Nggak.. nggak mungkin”
“Apanya yang nggak mungkin kak, Alya terlalu menyayangi kakak, sampai sampai ia meminta dokter untuk menunda pembukaan perbannya kakak sampai ia pulih dan berada disisi kakak pada saat pelepasan perban! Nggak ada yang nggak mungkin kak”
“Alya….” Jasmin berlari masuk keruangan perawatan Alya “Jadi karena kamu nggak bisa lihat makanya jatuh dari tangga, makanya kamu berpura manja agar diantarin masuk kamar, makanya kamu pura-pura sakit supaya nggak keluar-keluar dari kamar dan kakak yang ngatur semuanya” Jasmin menangis-nangis disamping Alya yang masih belum sadarkan diri. “Al kakak nggak butuh ni mata” Jasmin mulai memukul-mukul matanya.
“Kak hentikan kak itu mata Alya!” Hardik Radika. Jasmin terduduk di kursi, dan Radika menghampirinya “Kak, Alya sering bilang, kakaknya adalah kakak paling baik sedunia, dia bilang dia ingin supaya kakak bisa ngelukis lagi, agar kakak kembali seperti dulu”
“Tapi Dik, bukan seperti ini” Jasmin menatap Radika “Iya, Dika juga tahu siapa juga yang suka dengan caranya Alya, tapi ia bilang ia nggak bisa buat kakak nunggu lebih lama lagi, karena ini semua salahnya. Alya juga bilang katanya hanya satu kekurang Jasmin yaitu Jasmin nggak pernah ngasi kado ulang tahun ataupun hadiah Valentine.”
“Itu karena…”
“tapi ia nggak peduli, katanya tiap tahun dia akan selalu ngasi kado ulang tahun maupun Valentine buat kakaknya, dan katanya setiap kadonya harus sesuatu yang paling dibutuhkan oleh kakak makanya operasi kakak dilakukan pada hari Valentine dan yang paling kakak butuhkan adalah MATA”
*******
Di hari keluarnya Alya dari RS baru saja mereka memasuki ruang tamu rumah mereka Jasmin mengajak Alya duduk disampingnya.
“Al… kenapa kamu lakuin ini Al? kenapa kamu beri mata kamu buat kakak? Kakak nggak mau yang kayak gini Al, Iya kakak memang kepengen lihat lagi tapi bukan seperti ini caranya, percuma kan Al, kakak bisa lihat senyummu tapi kamu nggak bisa lihat senyum kakak, kakak mau kamu ambil mata kamu lagi….”
“Apa kak? Nggak aku nggak mau, kakak tahu alasannya kenapa, aku capek kak, benar kata kakak aku capek ngurusin kakak, aku capek ngurusin kakak tiap hari!” Alya bangkit dari tempat duduknya. Jasmin pun berdiri dan lansung memeluk Alya membelai-belai rambut Alya “Alya..Alya ternyata emang benar ya apa kata orang, jangan percaya ama yang namanya pengarang, karena emang benar mereka pintar ngarang, pintar ngebohong” Jasmin melepaskan pelukannya “apa sekarang kamu tahu kalau kakak lagi senyum?, berarti sekarang hidup kamu percuma kan?”
“Kak.. Alya..”
“hmmm udah yuk kita kedalam mending kamu istirahat dulu, kakak mau nyelesain lukisan kakak yang mau kakak ikutin lomba itu”
*******
Pagi itu Jasmin dan Alya berjalan jalan ditaman kota, karena sudah lelah berkeliling Jasmin dan Alya duduk di kursi taman.“Alya,,, kakak cuman mau bilang, semua yang terjadi dengan kakak bukan salah kamu, iya benar kamu yang minta kakak buat jemput honor kamu di redaksi, tapi itu juga salah kakak karena kakak keasikan lihat burung-burung Bangau yang terbang dilangit sehingga kakak ditabrak mobil. Jadi itu bukan salah kamu”
“Tapi kak, coba kalau aku nggak minta kakak buat ngambil, padahal waktu itu aku juga nggak ada kegiatan, pokoknya ini salah aku.”
Jasmin menggenggam tangan Alya “bukan. ini salah kita berdua, dan kamu juga udah ngerasain kan sebulan jadi orang buta, jadi sekarang kita impas, nggak ada lagi  cerita main salah-salahan”
“Iya kakak benar sekarang kita impas, kenapa dulu Alya nggak kepikiran kayak gini ya?”
“Kepikiran apa?” Jasmin menatap Alya “Iya kenapa Alya nggak kepikiran buat ngebagi mata kita satu-satu seperti sekarang ini” Alya tersenyum “Hahahahaha itu karena Alya terlalu sayang sama kakak” Jasmin membelai rambut Alya “iih kakak kePDan” kata Alya seraya menghentikan tangan kakaknya “Siapa juga yang sayang sama kakak, aku aja yang terlalu bodoh nggak mikir sampai kesitu” Alya membuang pandangannya.
“hahahahah pengarang…pengarang.. ngarang lagi ngarang lagi” Jasmin tersenyum Alya tersenyum. “pokoknya sekarang, kamu jadi mata kiri kakak, dan kakak jadi mata kanan kamu satu lagi ini hadiah Valentine pertama kakak buat kamu, kalung ini berliontinkan sayap burung Bangau dan satu lagi berliontinkan Bangau tanpa sayap” Jasmin diam “Kamu makai sayapnya dan kakak yang makai liontin Bangaunya”
“Tanpa sayap bangau ini takkan bisa terbang dan tanpa tubuh bagaimana mungkin sayap ini akan terbang”
“Kita adalah satu”
***********

12 Juli 2012

11 Juli 2012

Ia ingin begitu!

Lelah ku dengan hari-hari.
Ingin ku memulai menyapa, tapi batin menidak.
Kata pikiran prakasai hati.
Sesak sungguh saat coba memalingkan.
Ingin ku tersenyum dan berkata "Hai"
Ingin ku rangkul pundaknya dan berucap "Bareng Dong"
Hmmmfffffffffhhhhhhhh
Yang tersisa hanya desahan nafas panjang.
Aku ingin tapi harus memendam.
Hanya karena ia ingin aku begitu!

9 Juli 2012

Tentang Mimpi


Rasa ingin yang terlalu sangat telah menjadi.
Lembaran demi lembaran kata perkata tentang mimpi.
Butiran halus karena sangat mengaliri.
Letih karena pengaharapan yang amat.

Apa mungkin ini akan menjadi?
Memeluk mimpi.

Muncul sejak awal embun pagi hingga lembayung.
Menyusup nyusup ketika mata tak memiliki warna.
Dan tetap ada hingga embun berikutnya.
Mimpi itu masih tetap menari.

Apa mungkin ini akan menjadi?
Memeluk mimpi.

Aghhh
Tangan tengadah memohon akan mimpi.
8 raga menyentuh tanah berharap untuk jadi.
Mimpi-mimpi masih terus menari.
Karena sangat sesekali membasahi.

8 Mei 2012

cerita baru

Ada sesuatu,,, suatu rasa yang timbul begitu saja.
Damai, tenang nyaman dan ketakutan.
Mungkin sebuah cerita yang  berbeda telah disuguhkannya.
Membuatku merakit sebuah mimpi dengan pola baru.
Buatku bercerita 'aku baru menemukannya'.
Seseorang. hanya seseorang.
Biasa memang, Tapi seperti Biasa Aku menyukainya.

6 Mei 2012

Dari Awal hingga Akhir

Dalam terang ku ajaki mimpi menari.
Tersenyum akan sebuah kenangan yang telah menjadi.
Masa lalu.
Sebagian aku ingin lupa.
Sebagian ku ingin mengingatnya.
Masa lalu.
Ada yang begitu berharga disana.
Dan sebuah mimpi menyeretku untuk kembali mengingatnya.
Tentang Awalnya "Sebuah Nama Sebuah Cerita".
Sampai akhirnya menjadi "Semua Tentang Kita"

20 April 2012

2 April 2012

28 Maret 2012

Persepsi UFO (A Ai Samudra VS Juita Shovia Delisa)

A Ai Samudra


Berbicara tentangg UFO akan sama saj halnya berbicara tentang Kuntilanak atau pocong atau sejenisnya,, bagi yang pernha melihat mereka akan bilang Unidentified Flying Object ini ada, tapi yang belum pernah melihat sebagian besar akan berkata UFO itu tidak ada,,, dan sebagian kecil lainnya seperti halnya saya akan tetap mengatakan UFO itu ada. tentu saja akan timbul pertanyaan dari mana asumsi yang seperti itu dapat berkeliaran di otak saya, dan Al-Qur'an adalah jawabannya :

**(QS. 42:29) 
Dan diantara ayat-ayatNya adalah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk hidup yang Dia sebarkan pada keduanya.dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.

 (QS. 31:20)



Tidakkah kamu perhatikan bahwa Allah telah mengedarkan untukmu apa yang diplanet dan apa yang di bumi serta menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin ? Dan di antara manusia ada yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.**

Dua ayat diatas telah menjelaskan bahwasanya di Alam Semsta ini kehidupan tidak hanya ada di bumi saja, tapi juga beredar di tempat tempat lainnya selain bumi. (menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk hidup yang Dia sebarkan pada keduanya) Nah tidak tertutup kemungkinan Makhluk2 luar planet ini lah yang memiliki kendaraan seperti piring terbang tersebut. Allah Berfirman :


**(QS. 43:12-14)
Dan Dialah yang menciptakan semuanya berpasang-pasangan. Dan Dia jadikan untukmu yang kamu kendarai dari benda terapung /fulku/ dan binatang ternak. Agar kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu memikirkan nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan:"Maha Suci Dia yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya, sungguh kami akan kembali kepada Tuhan kami.**

Kedua macam kendaraan ini oleh ayat 43/12-14 diatas disebutkan dengan kendaraan terapung dan ternak.Yang dimaksud dengan ternak adalah kuda, unta, keledai dan sebagainya. Benda terapung adalah segala macam kendaraan yang diwujudkan oleh tekhnologi manusia tentulah termasuk dalamnya piring terbang !
***Piring Terbang sudah pernah dibuat pada jaman Nabi Sulaiman, hal ini terlihat dari ayat AlQur’an berikut :
(QS. 21:79)
Lalu Kami jadikan Sulaiman memahaminya. Setiap orangnya Kami beri hukum dan pengetahuan; dan Kami edarkan bersama Daud gaya-gaya alamiah/Rawasia dan burung-burung yang bertasbih. Dan Kamilah yang melakukannya.
(QS. 34:12-13)
Dan bagi Sulaiman angin; yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan sebulan perjalanan dan diwaktu sorenya sebulan (pula) dan Kami suruh menyelidiki baginya sumber logam. Diantara Jin ada yang bekerja dihadapannya dengan izin Tuhannya; dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya siksaan api yang menyala. Mereka mengerjakan untuknya apa yang dia kehendaki dari gedung-gedung pencakar langit dan patung-patung, serta piring-piring seperti kolam dengan roda-roda yang bersumbu. Bekerjalah hai keluarga Daud sambil bersyukur, dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. ***

Subhanallah, Ayat-ayat ini telah memberikan bukti nyata tentang adanya pirint terbang tersebut "serta piring-piring seperti kolam dengan roda-roda yang bersumbu" seperti ini


Jelas Nabi Sulaiman meskipun berkedudukan sebagai seorang Nabi, ia tetaplah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dalam bertindak, makanya tidak mungkin beliau itu menundukkan angin meskipun jika dia mau bisa saja melakukannya, tapi Allah senantiasa menetapkan hukum-hukumNya kepada manusia secara logis dan dinamis.
Tentunya sang Nabi telah mempergunakan pesawat didalam bepergiannya yang sangat cepat itu !
Dan bahan pesawat tersebut sebagimana yang tersirat dalam ayat AlQur’an diatas adalah terbuat dari logam dengan menggunakan sumbu-sumbu pada bagian bawahnya sebagai tenaga naik mula-mula keatas untuk menghindari pengaruh gravitasi bumi.Istimewanya lagi, pesawat kendaraan Nabi Sulaiman ini berbentuk piring yang laksana kolam besarnya dan mampu untuk mencapai gedung-gedung pencakar langit yang dibuat oleh umatnya, sehingga memudahkan semua urusannya, termasuk memonitor kerja para prajurit dan umatnya dari ketinggian. dengan kecepatan Perjalanannya di waktu pagi sama dengan sebulan perjalanan manusia biasa !
Bayangkan .. berapa kecepatan yang dapat ditempuh oleh beliau dalam mengelilingi bumi ini bahkan hingga naik keluar angkasa dalam satu perjalanan waktu Sulaiman.

Disini kita kembali berurusan dengan masalah ruang dan waktu yang selalu menjadi salah satu topik utama Qur’an. Pada pembahasan yang lalu kita telah mengadakan perhitungan :
1 hari Allah = 1000 tahun manusia (QS. 22:47)
1 hari malaikat = 50.000 tahun manusia (QS. 70:4)
1 hari Nabi Sulaiman = 2 bulan manusia (QS. 34:12)













Memang seperti itu lah adanya teknologi UFO telah ada dari dulunya, dan kendaraan seperti itu belum bisa dibuat oleh makhluk bumi, jika kendaran seperti ini sudah bisa dibuat oleh makhluk bumi yang sekarang orang tentu tidak akan ribut2 lagi dengan BBM, Macet, Perompakan Pesawat Tebang dll, hahhahhaha,,,,,  tapi ingat benda seperti ini akhir-akhir ini telah banyak disaksikan oleh saksi mata, lau siap yang telah membuatnya jawabannya kemablai pada Al-Quran yang mengatakan bahwasanya tidak hanya di Alam semesta ini tidak hanya ada Makhluk Bumi tapi juga ada makhluk2 lain di luar bumi. "
Dan diantara ayat-ayatNya adalah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk hidup yang Dia sebarkan pada keduanya.dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya."


Masih ada bukti lain jika kita bertolak pada penemuan Sejarah :
A. BATU DROPA
Cerita mengenai Batu Dropa dimulai tahun 1938. Batu dropa ditemukan di Gunung Baian-Kara-Ula, Perbatasan China dan Tibet. Sebuah ekspedisi arkeolog, yang dipimpin Chi Pu tei, menemukan sebuah gua yang tampaknya dihuni oleh makhluk primitif jaman dulu. Dan setelah diteliti, umur dari batu tersebut kira-kira antara 10.000-12.000 tahun yang lalu. Dan kemudian ditemukan 716 plate lainnya, dan setiap plate/lempengan berisi rahasia yang sangat besar. Isi lempengan tersebut berisi tulisan hieroglip (hieroglyphic).

Karena usia batu tersebut diperkirakan berusia 10.000 tahun, bagaimana mungkin makhluk primitif bisa membuat batu sedemikian sempurna bulat seperti disk? Bagaimana mereka menulis tulisan yg mikroskopik (kecil)? Siapa kah mereka dan apa tujuannya dibuat batu-batu tersebut? Satu per satu karakter telah diterjemahkan, dan mulai membentuk arti. Setiap kalimat mulai bisa dimengerti, dia menemukan tulisan di batu bahwa tulisan tersebut ditulis oleh seseorang (atau bisa kita bilang "sesuatu") yg menyebut diri mereka The Dropa.
 "

****Sebenarnya masih ada bukti lain,, mungkin lain kali akan saya posting lagi,, untuk hari ini sekian dulu percaya tidak percaya, saya harap anda percaya"

16 Maret 2012

Taiko

Bagaimana jika seekor burung tak mau berkicau?
Nobunaga menjawab, "Bunuh saja!"
Hideyoshi menjawab, "Buat burung itu ingin berkicau."
Ieyasu menjawab, "Tunggu."
Novel ini mengambil seting Jepang zaman dahulu ketika keshogunan dalam masa kritis dan peperangan perebutan kekuasaan terjadi di mana – mana.
Nobunaga, Ieyasu, dan Hideyoshi bertemu dalam masa kekacauan. Ketiganya sama – sama ingin menyatukan Jepang, namun siapa di antara mereka yang berhasil mewujudkan impian tersebut ?

Mushasi By Eiji Yoshikawa





Nama saya Musashi, saya adalah seorang pengembara yang sedang mencari jalan kesatria” begitulah perkataan yang sering diucapkan oleh pemuda Musashi. Seorang samurai “ronin” legendaris dizamannya yang menapaki jalan pedang, ingin menjadi yang terkuat.Mengembara keseluruh pelosok Jepang sambil menempa diri dalam seni Kenjutsu & Bushido (seni menggunakan pedang)&(seni kesatria).
Tokoh Musashi Miyamoto ini adalah tokoh Samurai yang nyata, yang memiliki keterampilan memainkan dua pedang (pedang panjang-Katana dan pedang pendek-Wakizashi), berbeda dengan samurai lain yang biasa memainkan satu bilah pedang Katana saja.Keunikan Musashi ini serta gaya keterampilan seni pedangnya yang kontemporer dan inovatif memberikan dirinya keuntungan saat harus menghadapi banyak lawan atau lawan yang lebih kuat.

Brisingr




Pada buku ini Eragon menepati ketujuh janjinya. Eragon bersama Roran pergi mencari Katrina yang ditawan oleh para Ra'zac lalu menikahkan Roran dan Katrina. Menghapuskan kutukan pada elva yang tidak sepenuhnya berhasil. Memperbaiki Ishdar Mitrim di Farthen dur saat penobatan Orik menjadi raja kurcaci ke 44. Balik ke Elesmera untuk bertemu dengan oromis kembali. Oromis memberitahukan bahwa ayah Eragon bukanlah Morzan, melainkan brom. Setelah Zar'oc diambil oleh saudara tiri Eragon oleh karena itu saat ia kembali ia mencoba untuk bertemu Rhunon si pandai besi elf. Eragon tidak mempunyai pedang yang layak untuk seorang penunggang. Maka ia teringat nasihat Solembum (kucing jadi-jadian) bahwa ketika ia membutuhkan senjata ia dapat mencarinya dibawah akar pohon Menoa. Setelah mendapatan brightsteel tersebut, Rhunon-elda membantunya membuat pedang penunggang tersebut dan diberi nama BRISINGR. Pedang ini menyala setiap Eragon menyebut namanya. Hari terakhir Glaedr memberitahukan kelemahan Golbatorix dan rahasia tentang eldunari. Eldunari milik Glaedr diserahkan kepada Saphira. Oromis pun memutuskan untuk memperlihatkan diri di depan Golbatorix.
oromis dan Glaedr melawan thorn dan Murtagh di Gil'ead, tiba-tiba Golbatorix menampakan diri melalui Murtagh dan membunuh oromis.Eragon yang saat itu bertarung bersama arya melawan Shade melihat pembunuhan itu dalam benaknya. Akhirnya Eragon dan Saphira menjadi penunggang terakhir dan sendirian yang harus melawan Golbatorik.

Eldest

Buku ini diawali dengan cerita kematian Ajihad, hilangnya Si Kembar dan Murtagh, serta diawalinya masa kepemimpinan Nasuada sebagai pemimpin baru Varden. Eragon bersumpah setia dengan Nasuada, setelah itu ia memutuskan untuk pergi bertemu dengan kaum Elf untuk melanjutkan pelatihannya. Sementara itu, Roran dikejar oleh agen-agen kerajaan kiriman Galbatorix yang ingin menangkapnya untuk dijadikan umpan bagi Eragon. Setelah beberapa kali bertempur, Roran dan penduduk desa Carvahall berhasil memukul mundur agen-agen tersebut, akan tetapi Katrina, tunangan Roran, diculik oleh Raz'ac. Untuk menghindari balasan dari kerajaan, Roran membawa penduduk desanya untuk melarikan diri ke Surda.
Sesampainya di Ellesméra, ibukota kaum Elf, Eragon dan Saphira bertemu dengan ratu Islanzadi, yang merupakan ibu dari Arya. Selain itu, mereka juga bertemu dengan Oromis dan naganya, Glaedr. Oromis dan Glaedr kemudian mengajarkan pada Eragon dan Saphira tentang kaum Penunggang. Dalam pelatihannya Eragon seringkali terhambat luka yang ia dapat dari Durza. Luka itu dihilangkan oleh roh-roh Naga saat Eragon mengikuti upacara Agaetí Blödhren. Selain itu ketangkasan, kekuatan dan penampilan layaknya seorang Elf juga didapatkan oleh Eragon.
Setelah disembuhkan, Eragon mendapatkan kabar bahwa Nasuada sedang memindahkan kaum Varden ke negara Surda, sementara Galbatorix mengerahkan pasukannya menyerang Surda. Mendengar kabar ini, ia langsung berangkat menuju Surda untuk membantu kaum Varden. Di saat yang bersamaan, Roran bertemu dengan Jeod Longshanks di Teirm.
Jeod yang merupakan anggota kaum Varden memberitahukan kepada Roran mengenai Brom dan Eragon, dan bersama-sama para penduduk desa Carvahall mereka berangkat ke Surda. Eragon tiba di Surda tepat menjelang pertempuran dimulai. Dalam pertempuran, kaum Varden dan Surda mendapatkan bantuan dari para Kurcaci dan Roran yang datang di akhir pertempuran. Di tengah-tengah pertempuran datang seorang Penunggang Naga dari pihak kerajaan. Raja kaum Kurcaci, Hrothgar dibunuh oleh Penunggang Naga tersebut, si Kembar yang ternyata adalah anak buah Galbatorix juga muncul dan satu persatu membunuh penyihir-penyihir dari pihak Varden. Eragon berhadapan dengan Penunggang Naga baru dan berhasil mengetahui bahwa musuhnya adalah Murtagh yang telah dipaksa bergabung dengan Galbatorix. Galbatorix telah mengetahui nama asli Murtagh dan Thorn, naga yang ditunggangi Murtagh, sehingga ia dapat mengendalikan mereka dengan sesuka hati. Eragon dikalahkan Murtagh, tapi Murtagh tidak membunuhnya. Sebelum ia pergi, Murtagh membeberkan bahwa Eragon adalah anak bungsu dari Morzan dan Selena, dan Murtagh adalah kakak dari Eragon. Selain itu ia juga memberitahukan rencana Galbatorix untuk mengembangkan ras Naga dengan mengawinkan Saphira dengan naga dari telur ketiga milik Galbatorix.
Pertempuran akhirnya dimenangkan oleh kaum Varden, terutama berkat pertolongan kaum Kurcaci dan kematian si Kembar di tangan Roran. Eragon akhirnya bertemu kembali dengan Roran, dan ia setuju untuk membantu Roran menyelamatkan Katrina dari tangan para Raz'ac yang ada di Helgrind.